Semoga sebuah impian jadi kebanggaan.

Jumat, 16 Januari 2015

realita sebenarnya

Setidaknya dengan melihat semua ini anda akan sadar akan realita sebenarnya. Walaupun mungkin ini hanya sekedar opini dan penilaian tersendiri, namun cukup untuk kita pikir ulang. Silahkan beri komentar dan pandangan anda sekalian jika berkenan dan mari kita simak gambar-gambar tersebut. 

1.Kebanyakaan manusia saat ini buta akan perhatian 

Anda pengguna media sosial? sejauh manakah anda menggunakan media sosial? Apakah anda sering menemui seseorang yang mirip dengan ilustrasi di atas? Kebanyakaan orang saat ini kecanduan dengan sosial media. Mereka juga terkadang salah dalam menggunakan sosial media. Padahal secara umum dalam Term of Service media sosial saat ini tertulis bahwa media sosial digunakan untuk berbagi hal-hal yang dilakukan oleh pengguna. Memang tidak ada salahnya dalam menggunakan media sosial selama mereka tetap mengikuti ketentuan. Saya juga tidak menyalahkan pengguna yang kecanduan. Tapi, yang jadi masalah adalah pada sisi sosialnya. Banyak dari pengguna sosmed yang kecanduan akhirnya lebih banyak bersosialisasi di media daripada di dunia nyata. Saya mengambil kesimpulan bahwa media sosial itu bisa mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat.   

2.Kreativitas yang dibatasi sejak kecil 


Pernahkah anda waktu kecil untuk bermain sesuatu yang sedikit berbahaya lalu dilarang oleh orang tua anda? pasti pernah. Akhirnya anda pun takut untuk mengulangi hal tersebut karena sudah dilarang. Tapi apakah anda tahu bahwa terkadang hal-hal kreatif itu tercipta karena berani mengambil resiko? Pada gambar di atas menunjukkan bahwa seorang guru yang menetapkan pola pikir murid-muridnya sejak kecil. Akibatnya, hingga dia dewasapun pola pikirnya akan tetap sama dengan pola pikir gurunya. Mungkin inilah salah satu penyebab kenapa bangsa Indonesia belum bisa maju. Karena pola pikir yang selalu sama dari dulu. Tanpa mengurangi rasa cinta tanah air, mari kita tengok negara-negara maju yang semenjak kecil kreativitasnya sudah dibiarkan merasuki pikirannya. Kesimpulannya, jika kita ingin maju, ubah pola pikir kita. Think out of the box. Dan jika ingin menciptakan generasi yang maju, jangan terapkan pola pikir yang sama dengan anda sejak kecil. Biarkan mereka menemukan pola pikir mereka sendiri.   

3.Manusia akan selalu memberikan komentar terhadap apa yang dilakukan sesamanya 

Mungkin yang ini anda sudah sering tahu. Ya beginilah realita kehidupan kita sekarang. Apapun yang kita lakukan, entah itu baik/buruk pasti akan selalu ada orang yang berkomentar. Ini disebabkan karena semua orang mempunya pandangan dan ego yang berbeda-beda. Untuk kasus ini, lebih baik anda tetap lakukan apa yang menurut anda adalah terbaik. Jangan pedulikan komentar orang lain, tapi jangan juga menutup diri untuk menerima masukan. Begitulah hidup, Tuhan yang menentukan, kita yang menjalankan, orang lain yang berkomentar. 
  
4.Kebebasan pers kadang disalah gunakan 

Karena negara kita negara demokrasi, kebebasan pers pun dijunjung. Tapi kebanyakan hal ini disalahgunakan oleh pihak media. Mereka terkadang menyorot berita untuk menjatuhkan/meningkatkan nama baik seseorang walapun faktanya tidak begitu. Sekarang media lebih mengutamakan rating daripada kualitas dari berita/hiburan tersebut. Padahal, media adalah salah satu tontonan yang kadang dijadikan sebagai tuntunan. Media mengejar rating dengan segala cara yang mereka bisa lakukan. Contoh saja waktu Tragedi AirAsia QZ8501 kemarin, menurut saya media terlalu menggagu kerja dari tim SAR dan terlalu menekan pihak-pihak terkait untuk segera memberikan pernyataan. Seharusnya media biarkan Tim SAR selesaikan tugasnya hingga diberitahu lebih lanjut untuk memberikan keterangan, bukan malah mengejar terus-terusan. Media memang butuh berita yang aktual dan faktual, tetapi jangan sampailah mengganggu pihak terkati. Apalagi ada salah satu media yang saya rasa itu tidak memiliki rasa respect kepada keluarga korban dengan menayangkan mayat yang mengapung di lautan dan luput dari sensor. Saya rasa itu sungguh miris sekali. Saya tahu, media punya kekuatan untuk memberitakan atau mempengaruhi pandangan publik, tapi tolong kembalikan media yang benar-benar layak disebut media. Bukan cuma media yang mengejar rating semata.  

5.Manusia memelihara perdamaian untuk mempersiapkan peperangan

 Apakah dunia sekarang sudah mengalami perdamaian semua? saya rasa tidak. Masih banyak orang-orang yang berperang dibawah bendera negara masing-masing. Namun apakah negara yang sekarang tidak ada konflik atau yang sudah mengalami perdamaian akan tetap damai? saya rasa juga tidak. Kita semua saat ini memelihara perdamaian tetapi untuk mempersiapkan peperangan. Kenapa bisa begitu? lihat saja, walaupun banyak negara yang merdeka, damai, tapi mereka tetap berjaga-jaga untuk menghadapi perang, sehingga banyak negara yang membuat senjata, menambah pasukan dan lain-lain. Jadi, secara tidak langsung kita masih tidak saling percaya untuk menjaga perdamaian. Karena itulah dunia tidak akan pernah bersatu, dan peradaban manusia yang damai tidak akan pernah tercipta.  

 6.Orang berilmu dikucilkan, orang tidak berilmu banyak kawan 

 
Inilah realita zaman sekarang. Orang yang berilmu jarang dihargai dengan layak, orang yang tidak berilmu tapi memiliki kuasa memiliki banyak teman yang kadang sama-sama tidak berilmu. Banyak ilmuwan dari Indonesia yang akhirnya pergi ke luar negeri karena di Indonesia mereka tidah dihargai. Padahal derajat orang yang berilmu itu lebih tinggi. Jadi, hargailah orang yang berilmu, hargai karya mereka.   

7.Rasisme, kenyataan pahit antara Yin dan Yang tidak seimbang

 Gambar diatas sudah jelas sekali menggambarkan bagaimana ketidakseimbangan kemanusiaan hanya karena warna kulit. Yin Yang yang digambarkan sebagai simbol keseimbangan ternyata tidak terjadi pada orang-orang rasis. Mereka mengambil hak-hak orang kulit hitam untuk kepentingannya karena merasa mereka orang kulit putih. Padahal, mereka saat kecil juga tidak akan tahu akan dilahirkan dengan warna kulit apa. Ini benar-benar kenyataan yang pahit.   8.Kita tidak menjaga apa yang sudah membentuk kita Agak aneh sih ya gambarnya? saya juga nggak percaya kalo kita itu evolusi dari ikan. Tapi terlepas dari itu, yang saya ingin tunjukkan adalah kita sering lupa untuk menjaga apa yang sudah membentuk kita. Kita makan setiap hari dari hewan dan tumbuhan, tetapi kita tidak merawat mereka agar kita tetap bisa memakan mereka setiap hari. Kita sering makan nasi, nasi dari beras, beras dari padi, padi ada di sawah, lahan sawahpun semakin sempit karena banyaknya pembangunan. Kita buang limbah ke laut, padahal disana ada ikan yang setiap hari kita makan juga.Secara tidak langsung, kita merusak diri kita sendiri.   

9.Terkadang kita lupa akan tujuan 

Semasa kita sekolah, kita mendapatkan pendidikan formal baik akademik maupun non-akademik. Sejak dasar hingga lanjut kita diajarkan materi-materi untuk penunjang di masa depan. Dan mungkin karena terlalu sering diberi materi, kita lupa bahwa ilmu yang kita dapat itu untuk kita gunakan di masyarakat. Kita mempelajari suatu materi tetapi apa yang kita pelajari tersebut tidak memberikan manfaat kepada masyarakat itu sama saja sia-sia. Karena yang kita butuhkan adalah manfaat dari mempelajari materi tersebut, bukan bisa/tidaknya anda menguasai materi tersebut.   

10.Satu-satunya masa depan kita yang pasti adalah kematian 

Kita boleh saja selama hidup mempelajari apa saja, mengenal siapa saja, tapi jangan lupakan bahwa kita hidup untuk mempersiapkan kematian. Semakin waktu berjalan maju, maka semakin dekat anda dengan kematian. Jadi manfaatkan hidup yang cuma sekali ini dengan baik untuk mempersiapkan kematian.   

11.Teknologi menjadikan manusia manja 

Bisa dilihat perbedaanya? zaman 90-an kalo mau olahraga itu ya olahraga.Nggak ada embel-embel macem-macem. Dari awal pemanasan dulu, baru jogging, terus cooling down. Kalau sekarang? Pakai armband dululah, handsfree, nentuin jarak lari di running apps, selfie dululah, inilah, itulah dan yang lainnya. Terus habis itu diupload ke sosmed biar orang-orang pada tau kalo anda mau jogging. Eh, taunya larinya cuma 5 menit doang. Saya tidak menyalahkan anda yang seperti itu, itu sah-sah saja. Tapi lihat, teknologi memang memanjakan manusia, tapi itu menjadikan manusia menjadi manja.

12.Kesuksesan yang dipandang sebelah mata 

Kebanyakan dari orang saat ini selalu memandang sebelah apa itu arti kesuksesan. Mereka mengganggap bahwa mereka sukses jika mereka mempunyai jabatan yang tinggi, harta yang melimpah, dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebenarnya, sukses itu relatif. Orang yang jabatannya tinggi tetapi tidak mencintai pekerjaannya , orang yang memiliki harta melimpah tapi hanya tahu untuk untuk bersenang-senang, belum tentu mereka merasa sukses. Secara umum, saat dimana kita merasa sukses adalah saat dimana kita merasa bahwa waktu dan harta yang kita miliki bisa bermanfaat bagi kita dan orang lain.   

13.Kita seperti dikendalikan oleh media, dan media dikendalikan oleh "Oknum" 

Sebenarnya gambar yang ini hampir mirip dengan gambar nomer 4. Sadarkah anda bahwa media punya pengaruh besar terhadap mental dan perilaku publik? media punya peran yang sangat besar dalam membangun karakter publik. Jika tayangan di media sering dipertontonkan tontonan yang buruk, maka banyak orang yang akan terpengaruhi. Begitu juga sebaliknya. Tapi sayangnya sekarang media kebanyakan dikuasai oleh oknum tertentu. Sehingga banyak tontonan yang minim kualitas. Lepas dari itu, kita punya satu kuasa penuh terhadap media. Yaitu tekan power off remote anda jika anda tidak ingin menontonnya.   

14.Kebersamaan itu lebih penting 

Kita boleh menghasilkan uang sebanyak apapun, mendapat jabatan tertinggi, dan mendapatkan semua apa yang kita inginkan. Tapi, kebersamaan keluarga, sahabat, teman, dan orang terdekat adalah satu-satunya kebahagiaan yang akan selalu dirindukan. Memang, sekarang banyak pekerjaan yang harus merelakan kebersamaan tersebut demi tugas yang mulia. Tapi saya percaya bahwa mereka sebenarnya sangat merindukan kebersamaan ini. 
  
15.Kebajikan Yang Terlupakan 

7 Hal tersebut memang sangat bertolak belakang dan tidak boleh dijalani dengan begitu saja jika kita ingin menggapainya secara lancar. Semua itu harus dijalani dengan sangat hati-hati supaya tidak salah diri. Jika dijalani secara alamiah apa adanya sesuai keyakinan dan kemampuan yang dimiliki maka kita pun akan tepat pada jalannya dan tidak mendapat mara bahaya. Jadi sebagai pribadi yang bijak kita harus selalu untuk cermat dan teliti saat menjalani semua kehidupan ini. 
  
16.Uang Bukan Segalanya Meski Segalahnya 


Butuh Uang Uang sejatinya adalah barang yang berharga dan dicari dalam kehidupan sehari-hari namun sesungguhnya semua itu tidaklah cukup terbayarkan sampai itu saja dengan apa yang sebenarnya kita rasakan sehari-hari. Jika kita sadari uang juga bisa menjatuhkan dan mendekatkan kita kedalam kesalahan yang amat merugikan. Memang uang bukanlah segalanya dalam hidup ini. Jadi uang bukan jaminan menjadikan kita sukses, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat. Do'a, usaha, dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membantu meraih semuanya. 

Senin, 22 Desember 2014

Pegangan Hidup

Allahumma Inni a’udzubikaminal hamni wal hazan. Waa’udzubika minal ajzi wal kasal. Wa a ‘udzubika minal jubni wal bughl. Waa’udzubika min gholabatiddaini wa qahrirrijal..
Ya Allah, aku berlindung padaMu dari rasa sesak dada dan gelisah, dan aku berlindung padaMu dari kelemahan dan kemalasan. Dan aku berlindung padaMu dari sifat pengecut dan kikir. Dan aku berlindung padaMu dari dilingkupi hutang dan dominasi manusia.
Semoa kita akrab dengan doa tersebut. Doa yang senantiasa dilafalkan dalam dzikir Al-Matsurat tersebut, menjadi doa rutinitas yang dilafalkan Rasulullah. Lantas, sekarang kita akan mencoba mendengarkan bahasan dari Buya Hamka, mengenai bahasan tersebut.  Lengkap, dan dengan kekhasan sasta yang tinggi dari buya Hamka. Dengan bahasan yang sistematis, ada beberapa hal yang kita berlindung pada Allah tas hal tersebut:
1. Dari pada kesusahan, apabila orang telah susah, pikirannya akan tertumbuk. manusia tidak berjalan pada tempat yang datar saja. Mendatar, melereng, mendaki, menurun. Lantas apa yang disusahkan? Tak ada kusut yang tak selesai. Tak ada keruh yang tak jernih.
2. Dari pada duka cita, banyak hal yang menyebabkan dukacita. Kehilangan orang yang dicintai, barang yang dicari tak bertemu, dan lain lain. Kedukaan menyebabkan jalan yang kita tempuh menjadi gelap.
3. Dari pada lemah, lemah pikiran, tidak ada inisiatif, menyerah saja. Belum dihadapi suatu masalah, hati sudah mulai lemah.
4. Dari pada malas, angan angan banyak, tapi cita-cita mati. Angan-angan mau terbang, tapi sayap tidak punya. Ada pepatah orang tua-tua kita zaman penjajahan dulu kata Buya Hamka, ” mati belanda karena pangkat, mati cina karena kaya, mati keling karena makanan, mati melayu (Indonesia) karena angan-angan”
5. Dari pada sifat pengecut, yang menjadikan separoh dari kehidupan manusia menjadi gagal. Ada pepatah sangat bagus diungkapkan Buya Hamka disini. Semoga semakin menambah penasaran kita untuk kemudian mengunduh file audionya.
6. Dari pada sifat kikir, dikumpulkan harta banyak-banyak dengan maksud untuk menguasai harta. Akhirnya ia yang akan dikuasai oleh harta. Siang malam disibukkan harta, akhirnya faedahnya tidak didapat.
7. Dari pada hutang, maka Rasulullah pernah berkata, “iyyakum waddaina, Fainnahu hammum billaili, wamadzallatun finnahari”. Jagalah, sebisa mungkin tidak berhutang. Hutang itu, susah pada malam hari, Kalau siang hari badan terasa hina
8. Dari pada Dominasi manusia, tidak lagi punya kemerdekaan pribadi. personality yang dapat tegak, bak kata buya Hamka. Diri menjadi terjajah.

Kamis, 16 Oktober 2014

Dahsyatnya Kekuatan Doa

Doa bisa mengubah yang tidak bisa menjadi bisa, yang sulit menjadi sederhana, yang berat menjadi ringan, yang biasa-biasa menjadi spektakuler. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an :
” Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah!” maka jadilah sesuatu itu.” (Q.S Ya’sin : 82)
Dan dijelaskan juga dalam ayat :
” Sesungguhnya firman Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “jadilah!”, maka jadilah sesuatu itu.”   (Q.S An-Nahl: 40)
Ada beberapa type orang yang berdoa, sebagai berikut :

1. Orang yang tidak pernah berdoa baik ketika susah atau bahagia. 
Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an sbb ;
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.  (Q.S. Al mu’min  : 60)

2. Orang yang berdoa ketika sedang mengadapi kesulitan.
Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an sbb ;
” Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikannya terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas  apa yang mereka kerjakan.”  (Q.S yunus:12)

3. Orang yang selalu berdoa baik susah ataupun bahagia
Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an sbb ;
” Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), lagi Maha Terpuji.” (QS. Fatir:15)
4. Orang yang rajin berdoa tergantung mood/suasana hati

5. Orang yang pernah berdoa tetapi menghentikannya karena putus asa doanya belum/tidak dikabulkan.

Fakta seputar doa :
1. Doa adalah ekspresi kerendahan hati seorang hamba dihadapan Allah Swt
2. Doa  adalah ekspresi kedekatan seorang hamba dengan Allah Swt
3. Doa adalah obat kecemasan
4. Doa adalah salah satu sumber kesehatan fisik dan mental
Waktu-waktu dikabulkannya doa :
  1. Sepertiga malam
  2. Sesudah sholat fardhu
  3. Ketika waktu lapang (ketika sedang tidak sulit)
  4. Ketika sujud. Rasulullah bersabda : ” Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhan nya adalah ketika sedang sujud, maka perbanyaklah doa pada waktu itu, karena Allah akan mengabulkan doa kamu.”  (H.R.Muslim)
  5. Antara adzan dan iqomah. Rasulullah bersabda : ” Tidak akan tertolak doa yang dipanjatkan antara adzan dan iqomah.” (H.R. Abu Daud, tirmidzi, nazai).  (Hal ini berlaku jika kita akan melakukan sholat berjamaah di masjid.)
Tempat terbaik utk berdoa :
  1. Padang Arofah. Rasulullah bersabda:  “Sebaik-baik doa adalah ketika wukuf di Arafah.” (H.R. Ahmad & Tirmidzi)
  2. Di masjidil Haram. Rasulullah bersabda : ” Shalat di masjidil Haram pahalanya seratus ribu kali dari tempat lain.” (H.R.Tabroni)
  3. Di mesjid Nabawi. Rasulullah bersabda : ” Shalat di mesjidku ini (mesjid Nabawi) pahalanya seribu kali.” (H.R. Tabroni)
  4. Masjidil Aqso. Rasulullah bersabda : “Shalat di Baitul Maqdis (masjidil Aqso) pahalanya lima ratus kali.” (H.R. Tabroni)
Cara-cara agar doa dikabulkan :

1. Awalilah doa dengan Asmaul Husna.
Firman Allah :
” Dan Allah memiliki Asma’ul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma’ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya586. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”  (QS. Al Araaf : 180)
586 : Maksudnya, jangan dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan menyebut nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat keagungan Allah, atau dengan memakai Asma’ul Husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah, atau mempergunakan Asma’ul Husna untuk nama-nama selain Allah.

2. Ucapkanlah kalimah tauhid “Allahuma inni as aluka bi anni asyhadu annaka antallahu laa ilaha illa antal ahadu shamadul ladzi lam yalid wa lam yuulad wa lam yakun lahu kufuan ahad.”
Artinya : “ya Allah aku memohon kepada-Mu dengan bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada Tuhan kecuali Engkau yg satu. Engkau tempat bergantung, yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan dan tidak ada siapapun yg setaraf dengan-Mu.”
Atau : ” Laa ilaaha illallahu wallaahu akbar, Laa illaha illalahu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir, laa ilaaha illallaahu, walaa haula walaa quwwata illa billah”
Artinya : “Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah maha besar, tiada Tuhan selain Allah yang maha tunggal tiada sekutu bagi-Nya milik-Nya segala kerajaan dan milik-Nya pula segala puji, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah dan tiada daya serta tak ada kekuatan selain dengan kekuatan yang datang dari Allah.”

3. Awalilah doa dengan bersholawat.
Fadlan bin ubaid berkata, Rasulullah mendengar seorang lelaki berdoa tetapi dia tidak bersholawat, maka Rasulullah bersabda : “Bila salah seorang diantara kamu berdoa maka hendaklah ia memulainya dengan pujian kepada Allah lalu bersholawat untuk nabi kemudian setelah itu berdoa lah dengan apa saja yg ia inginkan.” (H.R. Abu daud, Tirmidzi, Akhmad dan Hakim)

4. Bingkailah doa dengan prasangka baik.
Allah berfirman dalam hadits qudsi : “Aku akan mengikuti prasangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku selalu menyertainya apabila dia berdoa kepada-Ku.” (H.R.Bukhari Muslim)

5. Berdoalah dgn penuh optomis.
Rasulullah bersabda: “Hai manusia jika kamu meminta kepada Allah, maka mintalah dengan penuh optimis karena Allah tidak akan mengabulkan doa orang-orang yang pesimis.” (H.R. Imam Ahmad)

6. Lakukanlah doa dengan rendah hati dan suara lembut.
” Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut.  Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. Al Araaf : 55)

7. Berdoalah berulang kali.
Hal ini merujuk kepada apa yg dilakukan Rasulullah. Seorang sahabat Nabi berkata, ” Nabi SAW apabila berdoa mengulanginya 3 kali dan apabila meminta juga mengulanginya 3 kali.” (H.R.Musliim)

8. Barengi doa dengan ikhtiar
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga dengan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. ” (Q.S.At-Taubah : 105)
Semoga Bermanfaat…
Sumber : Majelis Percikan Iman, oleh Ust. Aam Amiruddin, DR

Senin, 28 Juli 2014

SECRET LOVE "THAT FACT WILL NEVER EVER EVER FADE AWAY"

I’have been longing to tell you how I truly feel for you.
But I never found the courage to say the words that would ease up my mind.
I’ts never been easy for meal this time.
Your were my closest friend but I never had the chanceto open up to you.
I watched you being hurt but all I am is a friend who comforts.
Litlr did you know that I was in pain too.
But whenever we are together, I just cover it with the joy of being with you
You are all that matter to me but he is all that matters to you.
I was really scared to tell you how much I care for you.
I was afraid you will never talk to me again
You tread me as a very close friend but in turn, I see you even more than that.
I never really expeted us to be this close but you showed me so much more.
It is human to long for more and I am sorry for being one.
I know I really am in loved with you and that fact will never ever ever fade away.
You are one in billion and I don’t think that I would run up to some one like you ever again.
I never want to see you sad again.
Just remember that I will always be here for you and you will always be my pretties friend.


Minggu, 08 Desember 2013

TAK SENILAI DENGAN SAYAP NYAMUK

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakanmu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakanmu dalam (mentaati) Allah,” (QS. Luqman: 33).

Dunia memang indah. Warna-warni alamnya teramat sulit dilukiskan dengan kata-kata. Hiasan-hiasannya bagaikan magnet yang mampu menarik siapa pun di sekelilingnya. Pesonanya bisa memukau mata manusia mana pun yang menatapnya dengan penuh harap. Mereka pun berkhayal, andai dunia tak pernah berpisah.
Kenikmatan yang berlimpah kadang bisa lebih berbahaya dari musibah terburuk apa pun. Seorang hamba Allah mungkin bisa bertahan dengan siksaan dan penjara. Tapi, belum tentu ia mulus dengan cobaan banyaknya harta. Berbahagialah hamba Allah yang kaya dan senantiasa bersyukur.

Jangan pernah bergeser dari niat yang ikhlas. 

Ikhlas adalah dasar diterima atau tidaknya sebuah amal. Apalah arti sebuah prestasi jika Allah swt. tidak menganggapnya sebagai sebuah bakti. Mungkin, manusia bisa tertipu dengan hiasan-hiasan amal yang ditampilkan. Tapi, Allah Maha Tahu apa yang tersembunyi di balik hati seorang hamba. Sekecil apa pun.
Keanggunan hiasan dunia kadang membuat hati manusia tertipu, terpedaya. Buat siapa pun, termasuk hamba Allah yang giat beramal. Bahkan, seorang sahabat Rasul sekali pun. Kisah kurang amanahnya pasukan pemanah pimpinan Abu Ubaidah pada Perang Uhud memberikan pelajaran tersendiri. Mereka siap menempuh bahaya seganas apa pun. Tapi, tak sesiap itu ketika menatap lambaian ghanimah. Kenikmatan dunia memperdaya mereka, merontokkan komitmen mereka terhadap perintah Rasul: “Apa pun yang terjadi, kalian harus tetap di bukit ini!”

Tidak heran, jika Allah swt. mengajarkan Thalut untuk menguji kesetiaan pasukannya dengan sungai. Buat kondisi jazirah Arab yang panas, sungai merupakan perwujudan standar dari bentuk kenikmatan dunia: menggiurkan di saat dahaga, menyejukkan di saat panas terik membakar. Kalau pada takaran standar saja mereka rontok, apatah lagi dengan kenikmatan yang lebih besar. Dan peperangan yang akan mereka hadapi bukan sekadar menumbangkan Jalut, tapi mengendalikan diri dari hamparan kenikmatan yang dimiliki Jalut. Mampukah?
Amru bin Ash r.a. di saat menghadapi akhir hayatnya pun menyadari. Betapa ia yang pernah berjuang bersama Rasulullah saw., menghunus pedang untuk membantai musuh-musuh Islam dengan pengorbanan yang tidak kecil, pun akhirnya bisa terpedaya dengan nikmatnya kekuasaan. Sebuah bagian dari kenikmatan dunia yang belum seberapa.
Tidak ada yang mampu mengawasi jati diri seorang hamba kecuali Allah dan dirinya sendiri. Dirinyalah yang tahu, apakah niatnya masih lurus. Atau, sudah bergeser. Dan kelak, ia akan menuai amal yang pernah ia tanam. Bagus atau buruk.

Biasakan untuk senantiasa memberi, bukan sebaliknya

Manusia memang tak bisa lepas dari tarikan dunia. Karena, sebagian dirinya berasal dari unsur tanah yang berarti bagian dari wujud dunia. Ia butuh makan, minum, tempat tinggal, pasangan, keluarga, status sosial, dan sebagainya. Tinggal, bagaimana ia mengelola keakrabannya dengan dunia.
Orang yang akrab dengan sesuatu biasanya akan cinta. Dan cinta menjadikan seseorang sulit dipisahkan dengan yang dicintai. Karena itu, sebelum seseorang terlanjur mencintai dunia, ia harus melatih diri untuk secara rutin berpisah. Biar kecil, tapi rutin.
Di situlah mungkin, di antara hikmah Allah swt. mewajibkan infak buat orang-orang yang beriman. Tak ada keuntungan sedikit pun buat Allah. Karena, tak satu pun benda di alam ini melainkan dari-Nya. Semua manfaat itu akan kembali kepada manusia itu sendiri.
Sekilas, memberi terasa merugikan. Karena, ada bagian kepemilikannya yang dikorbankan buat orang lain. Tapi, justru di situlah seorang yang mudah memberi akan merasakan manfaat. Selain menyeimbangkan keakrabannya dengan dunia, memberi adalah bentuk investasi lain buat kepemilikan yang lebih berharga dari materi yang ia korbankan. Selain balasan dari Allah, ia akan mendapatkan nilai sosial lebih. Harga sosialnya akan semakin mahal, tanpa ia sadari.
Allah swt. berfirman, “Ada pun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al-Lail: 5-7)

Turunan dari memberi begitu banyak. Rasulullah saw. sering menganjurkan kita untuk bersedekah, memberi hadiah, menolong orang yang kesulitan dana, mengurus anak yatim, dan lain-lain. Karena itu, bersikaplah untuk senantiasa siap memberi buat orang lain. Bukan, berharap-harap apa yang mesti orang lain berikan kepada kita.

Jadilah seperti seorang penjual, bukan pembeli

Perbedaan mendasar antara seorang penjual dengan pembeli adalah sikap mental. Seorang penjual punya sikap pelayanan. Dan pembeli punya sikap memilih-milih, tidak merasa perlu. Apa pun yang dituntut pembeli, penjual akan menyesuaikan diri. Bahkan, ia harus siap dicela, dimarahi pembeli, tanpa memperlihatkan reaksi ketidaksukaan. Apalagi perlawanan. Dan, manajemen modern membenarkan itu.
Begitu pun dalam beramal. Kehidupan seorang hamba Allah di dunia ini tak lain adalah seorang penjual. Dan Allahlah Si Pembeli. Pembeli bisa menentukan kriteria apa saja atas barang yang dibeli. Dan penjual wajib memenuhi, jika dagangannya mau terjual.

Allah swt. berfirman dalam surah At-Taubah ayat 111, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Alquran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”

Tak ada satu penjual pun yang santai-santai saja menyambut tawaran harga tinggi dari seorang pembeli. Dan harga apalagi yang lebih tinggi dari surga yang penuh kenikmatan. Dan satu lagi. Tak ada penjual yang sedemikian cintanya dengan dagangannya sehingga ia tak akan pernah menjual. Teramat bodoh seorang penjual yang bersikap, “Biarlah saya tak untung, yang penting barang dagangan yang saya cintai tak terjual!” Saat itu, ia bukan lagi seorang penjual. Tapi, penikmat.
Seorang hamba Allah yang cerdas tak akan terpedaya dengan dunia. Seindah apa pun, ia tampil. Segemerlap apa pun dunia bersolek. Karena dalam pandangan Allah, dunia tak senilai saya nyamuk. Rasulullah saw. bersabda, “Andaikan dunia itu senilai dengan sayap nyamuk di sisi Allah, maka Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air dari dunia.” (HR. Tirmidzi)